Welcome To My SIte....

Tempat aku mencurahkan asa dalam penggalan kata yang semoga saja bermakna...

About Me

Foto saya
Bojonegoro, Jawa Timur, Indonesia
Terlahir 28 Mei 1990, ketika sinar matahari ada pada bintang Gemini.. Gemini orang yang gesiiitt... Wush wush kaia akuw...hehehhe Gemini punya aura pemikat yang kuat banget... Terbukti sama aku...hmmmmm.. Kadang aku gk bisa kontrol emosi... Memberikan kesan saat melakukan tugasnya bahwa dia mempunyai kepribadian ganda..

Mari Belajar Bersama

Kita diciptakan dengan segenap asa...

Patut kiranya, kita olah apa yang telah kita terima...

Rangkailah apa yang ada dan terlintas dalam anganmu...

Tuliskan apa yang kamu ingin tulis...

Tentang seluruh perasaan yang ada dalam hati dan pikiranmu...

Karena akan menjadi sebuah kepuasan tersendiri...

Selasa, 19 Juni 2012

Rasa Itu

Tuhan....

Aku inginkan dia menjadi kekasihku..

Tetapkan hatinya untuk memilihku..



Tuhan..

Mengapa baru kau sadarkan aku dari tidurnya rasaku pada dirinya..



Kini aku terbangun dan sepenuhnya sadar..

Namun aku tengah dalam toleh kanan kiri tak mengerti...

Apa yang harus aku lakukan??





Tuhan..

Bunuh saja aku..

Atau bunuh saja rasa cintaku padanya..

Biar salah satu dari raga atau jiwa ini musnah..

Aku tak mampu jika harus berdiam penuh tanda tanya dan tak ada bayangan tuk memberanikan kaki tuk melangkah..



Kini dan kini..

Aku seperti seorang bodoh..

Bermain dengan angan dan riuh berandai andai tanpa realita..

Aku hanya berunding dengan hatiku tanpa ada keberanian tuk ungkapkan..

Ungkapka rasa..

Rasa yg dulu sama sama kita miliki..

Namun jalan atas rasa itu hilang bersama sang waktu..



Jika aku bisa menuntut waktu..

Ingin ku putar paksa jarum masa untuk kembali pada lampau yg telah berlalu..

Dan aku akan merampok keberanian untukmu katakan apa yg ada dalam dada..

Dan aku akan mengikat hati ini untuk kemudian kau lepaskan..



" Dalam Diam, Aku Mencintaimu "

Lelakiku

Mungkin aku menjadi orang yang sangat bersyukur hari ini..

Lengkap hampir tanpa sedikit kurang..

Bukan seperti dia yang kurang dalam kurang..

                  ***

Aku tidak pernah tahu seperti apa sosok seseorang ayah..

Hanya kasih sayang ibu yang sekejap waktu membelaiku..

Tak lama..

Hanya 5x12 bulan..

Itu pun tak cukup membuatku ingat jelas raut wajahnya..

Tak cukup menbuat aku mendapatkan penuh kasih sayang nya..



Lelakiku pergi meninggalkan ibu ketika aku belum menjajaki dunia..

Dia pergi tanpa tahu lucunya aku di waktu bayi..

Dia tak ada ketika aku ingin mengajaknya sekedar bermain bola..



" Ibu, ayah itu seperti apa??"

Setiap kali menjelang tidur, kulontarkan pertanyaan itu..

" Ibu, apakah ayah itu tampan seperti aku??"

Ibu tak pernah mau menjawab..

Yang dia lakukan hanya menepuk-nepuk punggungku..

" Sudah malam, tidur ya nak.."



Malam itu terakhir kali aku tidur bersama ibu..

" Ibu tidak akan pergi meninggalkan aku seperti Ayah meninggalkan Ibu kan??

Ibu, Ayah itu seperti apa??"

Pertanyaan berulang yang tak akan bosan kupertanyaakan..



Ibu tak bisa menolak tak menjawab..

Karena untuk waktu yang lama, Ibu akan meninggalkanku dan tak.pernah kembali..

Seperti itulah jalannya..



" Ayah itu seseorang yang hebat..

Dia pekerja keras..

Dan sayang pada ibu dan kamu nak..

Dia mirip denganmu..

Dia tampan sepertimu..

Itu yang membuat ibu jatuh cinta pada ayah.."



Takdir terjadi..

Yang membuatku menjadi sendiri..

Gundukan tanah kedua orang tuaku..

Ayah dan Ibu..

Basah oleh karena tangisku..

Ayah mengingkari janji pada Ibu dan Ibu mengingkari janji kepadaku..



Aku sayang Ayah dan Ibu..

Dan aku tahu mereka juga menyayangiku..

Tak pernah sedikit pun ragu..

Tapi Tuhan menyayangi orang tua ku lebih dari sayangku kepadanya..

Tuhan telah memberikan tempat terbaik kepada mereka yang kusayangi..

Disisi Tuhan..



Salam sayang dan cintaku kepada Tuhan..

Semoga tersampaikan pula pada kedua orang tuaku yang telah berada di surga..



Aku mencintaimu..

Tapi Tuhan lebih mencintaimu..

Penikmat Senja

Penikmat Senja..

Begitulah aku menyebutnya sebagai pengganti nama..

Dibawah hijau rindang..

Dipijak tanah berbukit..

Haritanulia kala itu..

Tak cukup sehari dua hari kutemui..

Setiap menjelang petang jika tak basah..



Duduk bersandar menghadap kiblat..

Kaki bersila kadang tertekuk..

Aku pemerhati..

Apa yang dia lakukan??

Hanya menatap emas kah??

Atau ada hal karena yang membuat dia tak bisa melewatkan pergi nya bola mega..



Masih dengan potret yang sama dengan hari berganti..

Aku gembala..

Kambing mengembik merajuk ke kandang...

Tunggu..

Aku ingin tahu..

Batang pohon pun ku ikat..

Tak tinggi tapi bagaimana dia bisa melewati setiap hari..

Dia tak sadar ada yang datang..

Buku tebal di pangkuan..

Aku pemerhati..

Dengan tulisan yang sama pada setiap halamannya..

" SENJA "



" Hai " sapaku yang membuat dia sedikit kaget..

Hanya suara burung yang terbang rendah menuju peraduan..

" Siapa namamu?? "

Dia pun berlari menuruni bukit..

Aku salah..

Dia takut..



Berikutnya sore datang lagi..

Pasti ada sosoknya..

Benar..

Aku lakukan seperti kemarin..

Tunggu..

Apakah dia juga penikmati jalan menuju bukit??

Indah..

Surga mata..



 " Namaku Robby, aku punya beberapa kambing..

Rumahku ada di kaki bukit..

Siapa namamu?? "

" Prita "

Akhirnya suara keluar dari mulutnya..

Suara penikmat senja..

" Apa yang lakukan disini??" aku coba cari tahu..

" Menikmati senja " jawab singkat..

" Senja?? Apa maksudnya??"

" Aku suka senja..

Aku suka kilau emasnya..

Aku suka angin sepoi yang menjadi temannya..

Aku suka langit bermega..

Aku suka burung mengandang..

Aku suka rumput orange.." jawab penuh arti suka yang begitu dalam..

" Setiap hari ??"

" Iya..

Sudah cukup aku menikmati senja hari ini"

Senja di Atap Rumah

Tangga kayu sebagian patah..
Menjadi tumpuan kaki mendaki..
Atap sebuah rumah..
Disitulah duduk seorang tertekuk lutut..
Menghadap kiblat..
Menatap langit..
Masih tinggi yang kunanti..
Beberapa waktu berlalu..
Mata besar mengamatiku..
Yang kutunggu..
Merah jingga emas berwarna..
Duduk bersila nenutup mata..
Namun indahnya masih nyata dan kian menjadi..
Seakan menembus hati yang semula petang menjadi benderang..
Dengan anggunnya menuju peraduan..
Jelas ku nikmati sendiri..
Tak hirau yang berlalu di jalan hitam..
Mereka diamati pula tapi tak merasa..
Senyumku mengembang ketika sang mata besar berpamit pulang ke peraduan..
Ijinkan malam mengganti warna langit menjadi hitam..

Arti Memberi

Aku berbicara pada benda mati yg kuberi nyawa..
Pada raga tertangkap kilat..
Yang tak bergerak...

Tiba tiba aku rindu..
Aku ingat masa lalu..
Gadis kecil berkepang merengek inginkan sebuah boneka..
" Ibu, aku ingin satu "
" Dirumah kan masih banyak sayang..
Kita beli es krim aja ya??"
Angguk dia menurut saja..

Dalam masih pandangan mata..
Gadis kecil lain tampak lusuh menengadahkan tangan..
Meminta minta membuat iba..
" Pak minta pak..saya belum makan pak!!"
Tak lama..
Tampak laki paruh baya merogoh saku mencari recehan..

" Ibu, kasian ya anak itu..
Apakah dia pernah ingin mempunyai boneka itu bu??
" Entahlah sayang, yang pasti ada yang jauh ingin dia miliki daripada boneka itu "
" Apa itu bu??"
" Kita kesana dan tanya langsung "
" Iya Ibu, tapi aku mau es krim dulu ya bu, aku mau dua "
" Iya,kita beli es krim dulu"

Beberapa langkah sampai di bawah pohon berdaun lebat..
Gadis kecil lusuh itu mencari teduh..
" Aku suka es krim, kamu suka es krim??" tangan kecil terulur dengan sebatang es krim beku..
Lama waktu untuk kemudian menerimanya..
Dahaga gadis lusuh itu segera sirna..

" Ibu, ternyata dia suka es krim " senyum kecil gadis berkepang kepada Ibunya..
" Kamu sudah makan nak??" tanya ibu kepada gadis lusuh yg sedang menikmati lelehan dingin..
Hanya dijawab dengan menggeleng..

" Ibu, boleh aku minta uang 5000??"
" Buat apa sayang??"
" Aku ingin berikan pada dia untuk membeli makanan "
Ibu memberikan yang diminta putrinya dengan senyum bangga..