Hmm..tiba di tempat tujuan langsung terhampar dengan luasnya lahan perkebunan buah belimbing yang mencapai 19,3 ha yang dimiliki oleh 8 orang, salah satunya Pak Suwoto yang merupakan generasi kedua dari orang yang pertama kali membudidayakan perkebunan buah belimbing. Adalah Pak Sunyoto yang pada tahun 1984 pertama kali menanam induk pohon belimbing di desa ini, berawal dari beliau yang pergi ke Desa Siwalan, beli buah belimbing, sampai akhirnya membibitkan dari biji yang dikeringkan dalam suhu kamar, menanam dan merawatnya selama 4 tahun kemudian sampai berhasil berbuah seperti sekarang ini.
Kedatangan kita disambut salam dan senyum dari Pak Suwoto yang menjadi salah satu pemilik perkebunan belimbing dan juga merupakan kasun atau kamituwo di dusun itu. Cerita punya cerita, beliau membeberkan awal mula dijadikannya sebuah perkebunan pada tahun 1992. luas sekitar 19,3 ha, memilki 34 pekerja. Di perkebunan itu terdapat kurang lebih 500 pohon dengan jarak antara satu pohon dengan pohon lain adalah 3 – 4 meter. Dan di antaranya jarak itu diselingi tanaman lombok juga.Untuk masa panen buah belimbing itu sendiri adalah 3 bulan atau tergantung permintaan pasar, sekali panen per pohon didapatkan 70 kg buah belimbing,berarti dalam setahun di dapati 3 kali panen, wah wah, tinggal mengalikan saja nie.
Ssst, panen raya nya masih bulan Maret lhoo..hehe. Nah untuk daerah pemasarannya masih di sekitar Bojonegoro , Tuban dan Semarang. Pernah juga di pasarkan di Puspa Agro Surabaya dengan harga per kilo nya Rp. 8.000 Kalau di pasar local, harga per kilo nya hanya Rp.5.000 saja,murah kan..1 kilo nya bisa berisi 3 buah untuk ukuran besar dan 4 buah untuk ukuran sedang. Soal rasa jangan ditanya, sudah pasti manis dan segar. Ternyata oh ternyata, musim pun bisa mempengaruhi rasa dari buah belimbing itu sendiri, misalnya di musim penghujan seperti sekarang ini, rasa nya masih tetap manis tapi kandungan airnya lebih banyak.Untuk mengatasi itu dibuatlah drainase supaya kadar air dalam tanah tidak berlebihan, yang kemudian airnya itu dialirkan ke Bengawan Solo ( Asik asik, nyanyi ah..Bengawan Solooooo..Riwayatmu itu..hehehehe ).
Dari awal sampai saat ini belum pernah ada pohon yang mati, namun ada yang namanya penjarangan pohon, ditebang supaya pohonnya dapat tumbuh maksimal dan pemangkasan daun serta ranting agar bisa berbuah lebat. Kita juga diajari oleh Pak Suwoto bagaimana cara melakukan okulasi yang ternyata sangat mudah, hanya dibutuhkan pisau kecil, gunting dan plastik. Kita cari dulu ranting yag akan ditempati, lalu di sayat dengan pisau kecil, kemudian cari ranting yang akan ditempelkan ( biasanya dari pohon induk ), sayat, ditempelkan, lalu di tali dengan plastic, potong bagian pucuk ranting, tutupi dengan plastic, dan dalam 1 minggu sudah akan bertunas. Ditanam, dirawat, dan di panen. Kalau dalam urusan perawatan, hampir semua bersifat organic alias alami, tanpa bahan kimia dan pestisida apapun, jadi benar – benar sehat dan segar. Menggunakan kompos dari buah belimbing itu sendiri dan pupuk kandang yang didapat dari peternakan kambing milik sendiri mencapai32 kambing ( hehehe, ternyata Pak Suwoto juga seorang peternak kambing ).Menggunakan pupuk cair hasil olahan sendiri dari kulit pisang, yang dihaluskan, kemudian di fermentasi selama 4 hari.Untuk perbandingannya 1 gelas kulit pisang fermentasi tadi, 1 kuintal kotoran kambing dan 5 liter air, aduk aduk aduk, campur campur campur, taraaaaa..Pupuk cair ala Pak Suwoto siap digunakan,biasanya disiramkan menjelang berbunga. .
Ternyata pohon belimbing juga punya musuh berupa hama lalat buah, tapi Pak Suwoto tidak habis akal, ambil beberapa daun selasih, Furadan ( obat kimia untuk hama ) dan air secukupnya, masukkan ke dalam botol plastic, dilubangi dan digantung di ranting pohon, hasilnya para lalat itu pun mati, masuk di dalam botol tersebut. Katanya sich aroma campuran tadi seperti aroma sperma lalat jantan, si lalat betina pun terjebak, hehehe.. Selain pohon belimbing, disana juga ada 30 pohon jambu biji, pohon jati putih, lombok dan terong..Hasil pemasarannya bukan cuma buah belimbing segar, tapi ada juga sirup, dodol, selai, dan kripik belimbing. Tak lengkap rasanya bila pulang tak membawa oleh – oleh. Buah Belimbing, segar, manis,besar, alami tanpa pestisida, murah dan langsung petik dari pohonnya.
Satisfy Experince!!
Busyet dach,kebun belimbing yg seluas itu cuma 8 orang yg punya kaya2 bgeet yaach,bisa di bilang tuan tanah dönk
BalasHapus